SUKABUMIUPDATE.com - Di tahun 2021 ini, Samsung bikin sejumlah konsumennya terheran-heran karena produsen ponsel asal Korea Selatan tersebut baru saja menghilangkan slot MicroSD card dari produk Galaxy S21 andalannya. Sampai ada yang bertanya, memangnya memori internal produk Samsung seberapa besar sih sehingga mereka percaya diri tak lagi menyediakan slot memori eksternal?
Pihak Samsung memaklumi pertanyaan itu, memang bagi kebanyakan orang opsi penambahan penyimpanan data menggunakan MicroSD masih menjadi hal yang penting bagi orang-orang yang suka mengambil banyak foto atau untuk mengunduh film yang memang membutuhkan kapasitas penyimpanan data lumayan besar.
Namun, apakah penyimpanan data eksternal seperti MicroSD atau SD Card benar-benar dibutuhkan saat ini? Sedangkan, teknologi cloud dan penyimpanan internal terus mengalami perkembangan, contohnya seperti yang dilakukan Samsung dan Apple.
Sejumlah analis ponsel pintar memperkirakan ponsel atau smartphone di masa depan akan sepenuhnya tanpa slot memori eksternal. Sedangkan, keputusan Samsung yang menyusul jejak Apple yang sudah mulai menghilangkan slot memori eksternal bakal menjadi indikasi tren penyimpanan data di masa mendatang.
Namun jangan berkecil hati, sebagian besar produsen smartphone ternyata masih ada yang memberikan slot kartu memori eksternal agar Anda bisa menyimpan sebanyak mungkin file gambar, musik atau film.
Pada prinsipnya, para ahli teknologi cenderung merekomendasikan penggunaan memori internal daripada menggunakan kartu MicroSD eksternal. Sebab, kerap kali terjadi kasus ketika aplikasi tidak dapat berjalan dengan baik ketika di install pada memori eksternal, sedangkan jika kita menggunakan memori internal hasilnya aplikasi tersebut akan jauh lebih cepat dan responsif.
Di pasaran, MicroSD atau SD card nyatanya masih secara masif dijual, terlebih ketika sejumlah smartphone baru kini mulai menawarkan fitur pembuatan video berkualitas 4K yang tentunya mengharuskan kapasitas ruang penyimpanan idealnya lebih dari 128 GB.
Beberapa fotografer atau videografer amatir dan profesional yang menggunakan smartphone juga sering mengambil foto dengan resolusi tinggi atau merekam video berkualitas HD bahkan 4K, tentunya ini membutuhkan lebih banyak ketersediaan penyimpanan internal yang harus lebih dari 256 GB, opsi lainnya tentu menggunakan memori eksternal berukuran lebih dari 512 GB.
Sudah Siapkah Berpindah ke Teknologi Cloud?
Layanan teknologi cloud atau penyimpanan data virtual dari Apple, Google atau Microsoft ternyata memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus Anda ketahui terlebih dahulu.
Kelebihan dari teknologi cloud tentu saja menawarkan layanan penyedia file yang dapat diakses secara virtual menggunakan device apapun dan kapanpun, semua file yang diupload ke cloud akan terintegrasi dan dapat diakses dengan seluruh device yang Anda gunakan.
Namun, kekurangannya adalah harga layanan ini masih belum ramah di kantong, bahkan Anda harus siap-siap membayar dua kali lipat daripada harga memori eksternal untuk mendapatkan kapasitas memori yang diinginkan.
Misalnya, Anda hanya harus merogoh kocek Rp 500 ribu saja untuk mendapatkan memori eksternal seperti SD Card atau MicroSD Card dengan kapasitas 256 GB, sedangkan jika anda menggunakan layanan cloud, siap-siap mengeluarkan budget dua kali lipat dari harga tersebut.
Jika kelak slot microSD memang harus lenyap dari semua produk smartphone, ada dua hal yang harus anda pikirkan, yakni tentang ketersediaan kapasitas memori internal atau beralih menggunakan layanan cloud yang memiliki aksesibilitas baik namun harganya selangit.
Penggunaan memori internal juga kerap kali dikeluhkan banyak orang, karena nyatanya sekitar 15-20 persen dari kapasitas memori yang tertulis telah diserap atau digunakan untuk sistem operasi smartphone Anda. Belum lagi jika Anda menginstall berbagai aplikasi atau game pada smartphone Anda tentunya akan membuat kapasitas memori internal pada smartphone semakin kecil sehingga menyebabkan performa gadget kesayangan Anda menurun.
Apakah Arwana Golden Fish ”Naga Emas Riau” tidak menjadi primadona di Sungai Siak lagi?
Arwana Golden Fish biasa juga disebut dengan ikan naga emas. Ikan ini merupakan ikan endemik Riau yang sudah ada dan mulai langka di sungai dan danau, ikan ini bukan jenis arwana yang diintroduksi seperti arwana yang biasa di jadikan ikan peliharaan di aquarium.
Arwana Golden Fish ini merupakan jenis dari Arwana Asia (Scleropages formosus) salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari mitologi Tionghoa.
Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka “Endangered” yang berstatus terancam punah oleh IUCN tahun 2004 lalu. Jumlah spesies ini yang menurun dikarenakan seringnya diperdagangkan karena nilainya yang tinggi sebagai ikan akuarium, terutama oleh masyarakat Asia.
Jenis dari arwana Asia yang ada di riau, yakni jenis emas dengan ekor merah (Golden). Golden (Ekor Merah, Red Tail Golden, RTG). Merupakan verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia (Indonesian Golden Arwana). Varietas ini dijumpai di daerah Pekanbaru, Riau. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna emas pada verietas ini tidak akan berkembang hingga melewati punggung namun hanya akan mencapai baris keempat sisik (baris sisik dihitung dari bawah perut) atau lebih baik bisa mencapai baris kelima. Seperti halnya verietas cross back, warna dasar sisik RTG bisa biru, hijau, atau emas. Kedua ras ini memiliki penampilan yang sangat mirip, begitu juga dengan warna bibir, ekor, dan siripnya. RTG muda memiliki warna yang lebih kusam dibandingkan varietas crossback muda.
RTG bisa dikatakan lebih tangguh dan lebih agresif dari CBG yang semakin besar. Meskipun strain yang dilindungi CITES, ini relatif umum di alam dibandingkan dengan CBG. Sekilas, CBG menyerupai arwana emas kita. Perbedaan yang sangat mencolok terlihat pada ikan yang berukuran cukup besar, di atas 20 cm. Warna emas CBG menutupi seluruh tubuh hingga bagian belakang ikan tertutup cincin emas. Tidak ada back di Gold Red (RTG). Emas, tapi masih hitam (abu-abu).
Ikan Naga emas riau ini habitat alaminya hidup di Riau kawasan konservasi Golden Fish sendiri berada di Danau Pulau Besar dan Danau Bawah, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Selain itu, di Sungai Mahato juga pernah ditemukan ikan arwana tersebut.
Ikan ini adalah karnivora. Namun, anakannya yang muda bisa makan udang air asin beku atau yang masih hidup, croworms, dan bahkan ikan kecil. Faktanya, ikan ini tidak mudah ditemukan di alam. Pada awal 1990-an, ikan ini sangat umum ditemukan di Riau. Bahkan di Sungai Siak maupun anak sungai dahulunya juga bisa ditemukan ikan ini. Seiring dengan waktu, ikan naga emas itu mulai berkurang. Pada umumnya, Ikan Arwana yang sehat dan baik akan tumbuh menjadi setidaknya 24 sampai 60 cm - 75 cm. Beberapa varietas dapat menjadi 120 cm di alam liar.Golden Fish di alam berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Dikarenakan sebagai ikan peloncat. Satwa yang termasuk dilindungi pemerintah ini merupakan ikan tangguh yang dapat hidup hingga setengah abad.
Habitatnya terganggu oleh aktivitas manusia. Polusi dari limbah mulai menguras ikan ini. Masalah lainnya adalah tingginya permintaan ikan yang sering diburu ini. Eksploitasi alam terbatas karena ketersediaannya yang terbatas. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) menyatakan bahwa ikan arwana Asia asli daerah Siak sebagai ikan yang paling dilindungi. Jenis ikan ini saat ini banyak diminati. Namun, Golden Fish Arwana terbatas jumlahnya.
Kurnia Rauf, Direktur Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau, mengatakan ikan mas arwana endemik Riau. Seperti Arwana Super Red di Kalimantan Barat. Ikan jenis ini sangat sulit ditemukan di alam. Dengan adanya hal ini dilakukannya konservasi oleh Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, dengan memasang spanduk peringatan dan melkukan patroli sekitar danau zambrud.
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Bạn phải đăng nhập để tiếp tục.